Cerita Kabar – Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Blora, Jawa Tengah, terus mengingatkan masyarakat untuk menjaga pola hidup sehat dan kebersihan lingkungan sebagai langkah preventif dalam mengurangi risiko penyebaran penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD). Kepala Dinkes Kabupaten Blora, Edi Widayat, mengungkapkan bahwa penyakit DBD harus diwaspadai terutama pada musim hujan, karena pada periode ini kasus DBD sering kali mengalami peningkatan.
Edi menjelaskan bahwa selain menjaga kebersihan lingkungan dan menjaga pola hidup sehat, masyarakat juga perlu melakukan langkah-langkah konkret, seperti memeriksa tempat-tempat yang berpotensi menjadi sarang nyamuk, misalnya wadah atau tempat yang menggenang air. Penumpukan air di lingkungan sekitar sangat berisiko menjadi tempat berkembang biaknya jentik nyamuk penyebab DBD. Oleh karena itu, penting bagi warga untuk rajin memeriksa dan membersihkan tempat-tempat tersebut, seperti bak mandi, ember, atau genangan air di pekarangan rumah.
Edi juga menegaskan pentingnya upaya pemberantasan sarang nyamuk (PSN) yang harus dilakukan secara bersama-sama oleh masyarakat. “Kebersihan lingkungan menjadi kunci utama dalam mencegah penyebaran DBD. Dengan menjaga kebersihan, kita bisa mengurangi habitat nyamuk Aedes aegypti, yang menjadi penyebab penyakit ini,” ujarnya. Pemerintah, lanjutnya, akan terus mengedukasi masyarakat untuk mengubah perilaku dalam menjaga kebersihan lingkungan dan selalu waspada terhadap potensi penyebaran penyakit tersebut.
Dinkes Kabupaten Blora mengungkapkan bahwa sekitar 80 persen penyakit dapat dipengaruhi oleh faktor lingkungan, sehingga peran aktif masyarakat sangat diperlukan dalam menciptakan lingkungan yang bersih dan sehat. Dengan pola hidup sehat dan kebersihan lingkungan yang baik, diharapkan angka kasus DBD di Blora dapat ditekan.
Data yang tercatat hingga akhir Oktober 2024 menunjukkan bahwa sudah ada 267 pasien yang terdiagnosis DBD. Dari jumlah tersebut, sebanyak 80 pasien mengalami komplikasi Dengue Shock Syndrome (DSS), yang merupakan kondisi parah akibat infeksi DBD. Yang lebih memprihatinkan lagi, terdapat sembilan kasus kematian yang dilaporkan akibat penyakit ini.
Menghadapi situasi ini, Edi berharap agar fasilitas kesehatan di Kabupaten Blora dapat memberikan pelayanan yang optimal. Kabupaten Blora memiliki dua rumah sakit besar, yaitu RSUD Samin Surosentiko dan RS Bhayangkara, yang diharapkan dapat memberikan pelayanan kesehatan yang memadai bagi masyarakat. “Kami berharap kehadiran dua rumah sakit ini dapat memberikan akses yang lebih mudah bagi masyarakat untuk mendapatkan layanan kesehatan yang berkualitas,” ungkap Edi. Dengan begitu, setiap lapisan masyarakat di Blora dapat terlayani dengan baik, termasuk dalam upaya deteksi dini dan pengobatan penyakit DBD.
Selain itu, Edi menambahkan bahwa Dinkes Kabupaten Blora terus melakukan berbagai upaya pencegahan, termasuk pemberian sosialisasi dan kampanye kepada masyarakat terkait bahaya DBD, serta cara-cara pencegahannya. Pemerintah setempat juga mengajak masyarakat untuk berpartisipasi aktif dalam kegiatan PSN, seperti membersihkan lingkungan secara rutin, mengganti air dalam tempat penampungan air, dan menutup rapat wadah-wadah yang dapat menampung air hujan.
Dengan kolaborasi antara pemerintah, masyarakat, dan fasilitas kesehatan, diharapkan Kabupaten Blora dapat mengurangi angka kasus DBD dan memastikan kesehatan masyarakat tetap terjaga, terutama di musim hujan yang rentan terhadap penyebaran penyakit ini.