Cerita Kabar – Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) D-8, yang merupakan forum kerja sama ekonomi dan pembangunan antara delapan negara berkembang. KTT ini diadakan untuk membahas isu-isu penting terkait ekonomi dan pembangunan, serta untuk memfasilitasi diskusi antar negara anggotanya. Dalam kesempatan ini, Indonesia secara resmi menerima tongkat estafet keketuaan D-8 dari Mesir, yang saat ini memegang posisi tersebut.
D-8, yang didirikan pada tahun 1997, terdiri dari delapan negara, yaitu Bangladesh, Iran, Malaysia, Mesir, Nigeria, Pakistan, Turki, dan Indonesia. Organisasi ini bertujuan untuk mempromosikan kerja sama di berbagai bidang seperti perdagangan, investasi, industri, teknologi, dan pengembangan sumber daya manusia antar negara anggotanya. Menurut Presiden Prabowo, KTT D-8 kali ini sangat penting, terutama karena Indonesia akan memegang posisi ketua organisasi tersebut mulai 1 Januari 2026 hingga 2027.
“Dalam kondisi sekarang, saya kira KTT D-8 ini adalah suatu ajang yang penting. Sesuai dengan rotasi, Indonesia akan bergilir menjadi Ketua D-8 pada 1 Januari 2026. Oleh karena itu, saya hadir untuk memastikan kelancaran proses serah terima keketuaan,” kata Presiden Prabowo Subianto saat konferensi pers di Pangkalan TNI AU Halim Perdanakusuma, Jakarta, pada Selasa (17/12).
Selama pertemuan tersebut, Presiden Prabowo juga menekankan pentingnya kerja sama antar negara berkembang dalam menghadapi tantangan global, termasuk perubahan iklim, ketimpangan ekonomi, serta permasalahan sosial yang mempengaruhi negara-negara Selatan Global. Kerja sama ini, menurut Presiden, sangat penting untuk menciptakan solusi yang inklusif dan berkelanjutan dalam berbagai sektor, termasuk ekonomi, energi, dan pembangunan manusia.
Selain menghadiri KTT D-8, Presiden Prabowo juga dijadwalkan untuk melakukan pertemuan bilateral dengan Presiden Mesir, Abdel Fattah al-Sisi. Pertemuan ini bertujuan untuk mempererat hubungan antara Indonesia dan Mesir serta membahas berbagai isu regional dan global yang menjadi perhatian kedua negara. Kunjungan ini dijadwalkan berlangsung selama tiga hari, mulai dari 17 hingga 19 Desember 2024.
Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Indonesia, Rolliansyah Soemirat, sebelumnya mengonfirmasi bahwa KTT D-8 ini memiliki makna yang penting bagi Indonesia. Selain menjadi pertemuan rutin organisasi D-8, acara ini juga menjadi momen penting bagi Indonesia untuk menerima kepemimpinan organisasi tersebut pada periode mendatang. “KTT ini bukan hanya sebagai ajang pertemuan reguler, tetapi juga sebagai momen transisi keketuaan dari Mesir ke Indonesia untuk periode 2026-2027,” kata Roy dalam taklimat pers di Jakarta.
Presiden Prabowo juga menyoroti pentingnya kerja sama di bawah kerangka D-8, khususnya dalam upaya negara-negara Selatan Global untuk memperluas hubungan di bidang ekonomi dan pembangunan. Menurutnya, Indonesia akan berfokus untuk memanfaatkan posisi ini untuk mendorong D-8 agar dapat berkontribusi lebih besar terhadap kemajuan negara-negara anggotanya, serta meningkatkan kerja sama yang saling menguntungkan di berbagai sektor.
Dengan menerima keketuaan D-8 pada tahun 2026, Indonesia berharap dapat memainkan peran lebih aktif dalam memajukan organisasi ini dan memperkuat hubungan antara negara-negara berkembang di seluruh dunia. KTT D-8 ini diharapkan dapat menjadi titik awal bagi Indonesia untuk mengimplementasikan visi besar dalam meningkatkan kerja sama ekonomi dan sosial dengan negara-negara anggota D-8, serta berkontribusi positif pada stabilitas dan pembangunan global.