Cerita Kabar – Pada Jumat malam, 15 November 2024, sebuah kebakaran tragis melanda unit neonatal di Maharani Lakshmibai Medical College yang terletak di Jhansi, Uttar Pradesh, India, mengakibatkan sepuluh bayi baru lahir kehilangan nyawa dan 17 lainnya menderita luka-luka. Insiden ini terjadi sekitar pukul 22.30 waktu setempat dan menambah daftar panjang kecelakaan kebakaran yang terjadi di fasilitas kesehatan di India. Kejadian tersebut memunculkan kekhawatiran besar tentang keselamatan di rumah sakit di negara tersebut dan menyoroti kelemahan dalam protokol keselamatan yang ada.
Pada saat kejadian, unit neonatal tersebut menampung 49 bayi, dan tim penyelamat berhasil menyelamatkan 38 bayi yang terjebak dalam kebakaran. Sebanyak 17 bayi yang terluka kini mendapat perawatan di berbagai rumah sakit, termasuk rumah sakit swasta. Wakil Kepala Menteri Uttar Pradesh, Brajesh Pathak, mengungkapkan bahwa tujuh bayi yang meninggal dunia sudah dapat diidentifikasi, sementara identifikasi tiga lainnya masih berlangsung. Menurut Pathak, para bayi yang meninggal dunia mengalami luka bakar parah dan kesulitan bernapas akibat asap yang pekat.
Penyelidikan terkait penyebab kebakaran masih berlangsung, namun petugas kepolisian menduga penyebab kebakaran adalah kerusakan pada konsentrator oksigen yang digunakan di unit neonatal. Rekaman dari lokasi kejadian memperlihatkan betapa parahnya kerusakan yang terjadi di dalam bangsal tersebut, dengan tempat tidur dan dinding yang hangus terbakar. Keluarga korban yang berada di luar bangsal tampak cemas dan penuh kesedihan, menunggu kabar tentang keadaan bayi mereka.
Ketika petugas pemadam kebakaran tiba di lokasi kejadian, api telah melahap sebagian besar unit dan asap hitam mengepul dengan tebal. Tim penyelamat terpaksa mendobrak jendela bangsal untuk bisa mencapai bayi-bayi yang terjebak di dalam. Insiden ini menimbulkan banyak pertanyaan mengenai sejauh mana langkah-langkah keselamatan yang telah diterapkan di rumah sakit tersebut, khususnya terkait dengan sistem alarm kebakaran.
Meski rumah sakit dilengkapi dengan alarm kebakaran di unit perawatan intensif, saksi mata, termasuk orang tua bayi yang menjadi korban, mengungkapkan bahwa alarm tersebut tidak berfungsi dengan baik selama kebakaran berlangsung. Hal ini membuat staf rumah sakit baru bertindak setelah melihat api dan asap yang mengepul. Salah seorang orang tua yang kehilangan bayinya, Naresh Kumar, mengatakan kepada The Associated Press, “Seandainya alarm keselamatan berfungsi dengan baik, kami mungkin bisa bertindak lebih cepat dan menyelamatkan lebih banyak nyawa.”
Akhtar Hussain, seorang pria yang berhasil menyelamatkan anaknya, juga mengungkapkan bahwa tragedi ini seharusnya bisa dihindari jika rumah sakit memiliki protokol keselamatan yang lebih baik. Seorang pejabat pemerintah yang enggan disebutkan namanya mengatakan bahwa satu bayi masih dinyatakan hilang akibat kebakaran tersebut, meskipun pihak berwenang belum dapat memastikan apakah bayi tersebut terjebak dalam kebakaran atau berhasil diselamatkan.
Pemerintah negara bagian Uttar Pradesh segera merespons insiden ini dengan melakukan audit keselamatan rumah sakit pada bulan Februari, diikuti dengan latihan kebakaran pada bulan Mei. Namun, meskipun langkah-langkah tersebut telah dilakukan, kebakaran ini tetap terjadi, menimbulkan pertanyaan besar mengenai sejauh mana pengawasan terhadap pelaksanaan standar keselamatan yang ada di rumah sakit.
Sebagai bentuk tanggung jawab, Kepala Menteri Uttar Pradesh, Yogi Adityanath, mengumumkan kompensasi bagi keluarga yang kehilangan anak mereka dalam insiden tersebut. Setiap keluarga yang kehilangan anggota akibat kebakaran akan menerima kompensasi sekitar 93 juta Rupiah. Perdana Menteri Narendra Modi juga mengungkapkan rasa duka yang mendalam atas musibah ini, mengungkapkan belasungkawa kepada keluarga yang kehilangan anak-anak mereka yang tak berdosa.
Kebakaran di fasilitas rumah sakit di India bukanlah hal yang baru. Kualitas konstruksi yang buruk, pengabaian terhadap peraturan keselamatan, dan kurangnya pemeliharaan yang memadai telah menjadi penyebab utama kebakaran di negara tersebut. Kurangnya peralatan pemadam kebakaran yang memadai dan protokol keselamatan yang kurang efektif berkontribusi pada tingginya angka korban dalam setiap insiden kebakaran yang terjadi.
Kebakaran di rumah sakit ini menjadi pengingat penting bahwa perlindungan terhadap pasien, terutama bayi yang baru lahir yang sangat rentan, harus menjadi prioritas utama. Dalam kasus ini, langkah-langkah preventif yang lebih baik, termasuk pemeliharaan peralatan yang lebih ketat dan peningkatan pengawasan terhadap keselamatan, sangat diperlukan untuk mencegah tragedi serupa di masa depan.