7 Desember 2024
Dukungan Diam-Diam Negara Arab Terhadap Israel dalam Konflik Palestina: Pengkhianatan atau Strategi?

https://www.merdeka.com/

Cerita Kabar – Selama setahun terakhir, konflik di Jalur Gaza, Palestina, kembali memanas seiring dengan serangan besar-besaran yang dilancarkan Israel. Situasi ini menciptakan gelombang protes dari rakyat Palestina, yang tidak hanya ditujukan kepada Israel tetapi juga kepada dunia Arab yang dianggap diam menyaksikan penderitaan mereka. Meme kritis dan seruan di media sosial terus bermunculan, menggambarkan ketidakpuasan masyarakat atas ketidakpedulian sebagian besar pemimpin Arab terhadap penderitaan Palestina.

Namun, ternyata beberapa negara Arab tidak hanya berdiam diri. Dalam buku terbarunya berjudul “War”, jurnalis investigasi Amerika Serikat Bob Woodward mengungkap fakta mengejutkan: sejumlah pemimpin negara-negara Arab mendukung Israel dalam upaya menghadapi Hamas, kelompok perlawanan Palestina yang aktif di Gaza. Negara-negara seperti Uni Emirat Arab (UEA), Mesir, Arab Saudi, dan Yordania, bahkan secara diam-diam dikabarkan meminta Israel melalui Amerika Serikat untuk melemahkan Hamas yang dinilai terkait dengan Ikhwanul Muslimin.

Menurut Woodward, dalam pertemuan dengan Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken pada akhir 2023, Raja Yordania Abdullah II menyampaikan bahwa meskipun secara publik negaranya tidak mendukung aksi ini, pihaknya berharap agar Israel dapat berhasil melemahkan Hamas. Dalam keterangannya, Raja Abdullah II menyatakan, “Kami mendukung kekalahan Hamas, meskipun kami tidak akan mengumumkannya secara terbuka.” Pernyataan ini menunjukkan sikap ambivalen, tetapi menguatkan dugaan bahwa negara-negara tersebut secara terselubung mendukung langkah-langkah yang diambil oleh Israel.

Selain itu, Woodward juga menyebutkan adanya peran Mesir yang mendukung upaya ini dengan memberikan informasi intelijen kepada Israel terkait jaringan terowongan bawah tanah yang digunakan oleh Hamas di Gaza. Terowongan-terowongan ini selama bertahun-tahun menjadi jalur utama logistik Hamas dalam menghadapi blokade Israel di Jalur Gaza.

Berikut adalah beberapa negara Arab yang dilaporkan terlibat dalam kerja sama dengan Israel di berbagai level terkait isu Palestina:

  1. Arab Saudi
    Dalam bukunya, Woodward mengungkap bahwa Saudi memiliki keinginan untuk menormalisasi hubungan dengan Israel, namun mensyaratkan adanya kemajuan dalam pembentukan negara Palestina yang merdeka. Putra Mahkota Saudi, Muhammad bin Salman (MBS), menyatakan bahwa stabilitas Palestina menjadi prioritas untuk mendukung normalisasi ini. Hubungan rahasia Saudi-Israel telah terjalin sejak lama, dengan laporan bahwa MBS pernah diam-diam mengunjungi Israel pada 2017 untuk membahas isu keamanan regional.
  2. Uni Emirat Arab (UEA)
    UEA menormalisasi hubungan dengan Israel pada 2020 melalui Kesepakatan Abraham yang difasilitasi oleh Amerika Serikat. Kesepakatan ini tidak hanya mengakui keberadaan Israel, tetapi juga membuka jalan untuk kerja sama di bidang diplomatik dan ekonomi, meskipun isu Palestina terus menimbulkan perdebatan.
  3. Mesir
    Sejak Perjanjian Camp David 1978, Mesir menjalin hubungan diplomatik dengan Israel dan bekerja sama dalam isu-isu keamanan perbatasan Gaza. Presiden Mesir, Abdel Fattah El-Sisi, bahkan disebutkan meminta AS untuk menjaga stabilitas hubungan dengan Israel, serta berbagi informasi intelijen terkait jaringan bawah tanah Hamas di Gaza.
  4. Yordania dan Oman
    Yordania memiliki hubungan diplomatik cukup erat dengan Israel, meskipun tidak terang-terangan mendukungnya secara publik. Sementara itu, Oman juga mempertahankan hubungan baik dengan Israel, sering kali bertindak sebagai mediator dalam berbagai konflik. Pada 2018, Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, pernah berkunjung ke Oman untuk bertemu dengan Sultan Qaboos bin Said.
  5. Maroko
    Hubungan Maroko-Israel sudah terjalin lama dalam bentuk kerja sama ekonomi dan politik. Pada 2020, militer Maroko bahkan membeli drone dari Israel senilai 48 juta USD, menunjukkan bentuk dukungan di bidang pertahanan.
  6. Bahrain
    Bahrain juga menandatangani perjanjian normalisasi dengan Israel pada 2020 melalui Kesepakatan Abraham. Menteri Luar Negeri Bahrain menyatakan bahwa kesepakatan ini merupakan langkah menuju perdamaian Timur Tengah, dengan solusi dua negara sebagai dasar perdamaian abadi untuk Palestina.

Kerja sama negara-negara Arab dengan Israel, baik dalam bentuk normalisasi hubungan maupun berbagi informasi intelijen, memicu kemarahan rakyat Palestina dan para pendukung mereka. Bagi rakyat Palestina, tindakan ini dianggap sebagai pengkhianatan terhadap perjuangan kemerdekaan mereka. Keputusan negara-negara Arab untuk membangun hubungan dengan Israel atau mendukungnya dalam menghadapi Hamas menimbulkan pertanyaan tentang solidaritas dunia Arab terhadap Palestina dan masa depan Timur Tengah yang lebih damai.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *