3 Oktober 2024
Dampak Negatif Sedentary Lifestyle

Sumber: detik.com

Kemajuan teknologi telah membawa banyak kemudahan dalam kehidupan sehari-hari. Namun, di balik segala kenyamanan tersebut, tersembunyi ancaman yang tidak dapat diabaikan, yaitu gaya hidup sedentari atau sedentary lifestyle. Gaya hidup ini semakin marak, terutama di kalangan masyarakat yang menghabiskan waktu berjam-jam di depan layar. Padahal, aktivitas fisik yang minim dapat berdampak negatif pada kesehatan.

Apa Itu Sedentary Lifestyle?

Sedentary lifestyle adalah kondisi di mana seseorang menghabiskan enam jam atau lebih per hari untuk duduk dan berbaring, dengan minim aktivitas fisik. Mengutip laman Health Partners, orang yang menjalani gaya hidup ini tidak melakukan aktivitas fisik yang signifikan dalam kehidupan sehari-hari.

Menurut Kementerian Kesehatan RI, sedentary behavior adalah perilaku duduk atau berbaring sepanjang hari di luar waktu tidur. Dalam gaya hidup sedentari, aktivitas fisik sangat minim sehingga hanya sedikit kalori yang terbakar. Contoh yang umum adalah pekerja kantor yang duduk sepanjang hari di depan laptop atau komputer, kemudian bersantai di depan televisi atau ponsel sebelum tidur. Rutinitas ini ternyata berisiko bagi kesehatan.

Dampak Buruk dari Sedentary Lifestyle

Gaya hidup sedentari memiliki dampak serius pada kesehatan, baik fisik maupun mental. Berikut adalah beberapa dampak negatif yang bisa ditimbulkan:

  1. Penyakit Jantung Kurangnya aktivitas fisik dapat menyebabkan penyakit jantung, seperti kardiomiopati yang mempengaruhi cara jantung memompa darah dan penyakit arteri koroner. Kedua kondisi ini bisa mengurangi aliran darah yang kaya oksigen ke jantung. Faktor utama yang menyebabkan penyakit ini adalah kurangnya gerakan.
  2. Kolesterol Tinggi Kolesterol adalah zat mirip lemak yang dibutuhkan tubuh untuk membangun sel-sel sehat. Kolesterol baik (HDL) membantu membuang kolesterol jahat (LDL) dari aliran darah. Kurangnya aktivitas fisik dapat menyebabkan tingginya kadar kolesterol jahat dan rendahnya kadar kolesterol baik, yang bisa mengakibatkan pengerasan arteri dan masalah pembuluh darah lainnya.
  3. Hipertensi Hipertensi atau tekanan darah tinggi terjadi ketika darah mengalir terlalu kuat ke seluruh tubuh, sehingga jantung harus bekerja terlalu keras. Jantung yang bekerja terlalu keras bisa melemahkan pembuluh darah, yang pada gilirannya meningkatkan risiko penyakit jantung.
  4. Diabetes Insulin berperan dalam mengatur kadar gula darah dan metabolisme tubuh, serta membantu tubuh menggunakan gula untuk energi. Kurangnya aktivitas fisik dalam jangka waktu lama bisa mengakibatkan resistensi insulin, yang berpotensi menyebabkan diabetes tipe 2. Aktivitas fisik, penurunan berat badan, dan pola makan yang baik bisa membantu mengatasi kondisi ini.
  5. Obesitas Kurang gerak menyebabkan sedikit kalori yang terbakar. Orang dewasa dan remaja disarankan untuk melakukan setidaknya 2,5 jam aktivitas fisik per minggu untuk menghindari risiko penyakit jantung dan obesitas.
  6. Masalah pada Pembuluh Darah Vena Saat tubuh tidak cukup bergerak, aliran darah akan lebih lambat, yang dapat mengakibatkan masalah pada pembuluh darah vena, seperti varises dan spider vein. Kondisi ini bisa menjadi tanda awal bahwa vena mengalami kesulitan untuk mendorong darah kembali ke jantung. Aktivitas fisik yang rendah juga meningkatkan risiko pembekuan darah di vena (trombosis vena).
  7. Stres, Kecemasan, dan Depresi Ketika aktif secara fisik, otak melepaskan serotonin, yaitu zat kimia peningkat suasana hati di otak. Tanpa aktivitas fisik, produksi serotonin akan berkurang, yang bisa mengakibatkan kurangnya perasaan positif dan motivasi. Ini dapat meningkatkan risiko stres, kecemasan, dan depresi.

Mengatasi Sedentary Lifestyle

Mengetahui dampak buruk dari gaya hidup sedentari, penting untuk mulai menerapkan kebiasaan yang lebih sehat dengan meningkatkan aktivitas fisik. Berikut beberapa cara yang bisa dilakukan:

  • Berjalan Kaki Luangkan waktu untuk berjalan kaki, baik di dalam ruangan atau di luar rumah, terutama setelah duduk dalam waktu yang lama.
  • Olahraga Teratur Lakukan olahraga ringan secara teratur, seperti jogging, bersepeda, atau yoga, untuk menjaga tubuh tetap aktif.
  • Peregangan Lakukan peregangan tubuh setiap beberapa jam untuk mengurangi ketegangan otot dan memperlancar peredaran darah.
  • Aktivitas Rumah Tangga Melakukan aktivitas rumah tangga seperti membersihkan rumah, berkebun, atau mencuci mobil juga bisa menjadi alternatif aktivitas fisik yang bermanfaat.

Dengan menerapkan kebiasaan ini, kita dapat mengurangi risiko kesehatan yang disebabkan oleh sedentary lifestyle dan meningkatkan kualitas hidup secara keseluruhan. Jadi, mulailah bergerak lebih banyak dan jadikan aktivitas fisik sebagai bagian dari rutinitas harian untuk hidup lebih sehat.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *