21 November 2024
Web3 dapat meningkatkan akses internet

Cerita Kabar – Platform kripto terdaftar di Bappebti, PT Pintu Kemana Saja (Pintu), menyampaikan pandangannya tentang besarnya potensi adopsi teknologi Web3 di Indonesia. Menurut mereka, teknologi Web3 yang berfokus pada desentralisasi, keamanan, dan privasi pengguna, memiliki kemampuan untuk memberikan dampak positif langsung kepada masyarakat, terutama dalam hal meningkatkan taraf hidup yang lebih baik.

Dalam acara Web3 Week Asia 2024, Jonathan Hartono, Head of Strategy & Business Pintu, menjelaskan bahwa salah satu contoh konkret penerapan Web3 di Indonesia adalah meningkatkan aksesibilitas gratis untuk jaringan internet di daerah-daerah yang belum sepenuhnya terjangkau oleh layanan internet. Dengan adanya teknologi Web3, daerah-daerah tersebut bisa mendapatkan jaringan yang lebih luas dan terjangkau, yang tentu saja akan mendukung kemajuan sosial dan ekonomi.

Web3 sendiri adalah generasi ketiga dari teknologi internet yang berfokus pada peningkatan desentralisasi dibandingkan dengan Web 2.0 yang lebih terpusat. Keunggulan utama Web3 adalah memberikan kontrol lebih besar kepada pengguna atas data dan privasi mereka. Hal ini menjadi sangat relevan dalam era digital saat ini, di mana ancaman terhadap keamanan data semakin meningkat. Dengan demikian, Web3 diharapkan mampu mengatasi banyak kekurangan yang ada pada teknologi internet sebelumnya, seperti ketergantungan pada server terpusat dan kerentanannya terhadap serangan siber.

Salah satu implementasi Web3 yang menarik adalah teknologi Decentralized Physical Infrastructure Network (DePIN) yang saat ini sedang dikembangkan di Amerika Tengah. DePIN menggunakan imbalan token untuk mendorong pembangunan infrastruktur fisik yang berdampak langsung di dunia nyata. Infrastruktur tersebut bisa berupa jaringan nirkabel, layanan cloud, jaringan mobilitas, hingga jaringan listrik. Biasanya, pembangunan infrastruktur besar seperti ini membutuhkan modal yang sangat besar dan dikuasai oleh perusahaan-perusahaan besar. Namun, dengan teknologi DePIN, model terpusat ini bisa digantikan dengan model desentralisasi yang melibatkan partisipasi aktif dari masyarakat, sehingga infrastruktur tersebut bisa lebih terjangkau dan merata.

Selain itu, Jonathan Hartono menambahkan bahwa teknologi Web3 dan kripto di Indonesia berpotensi meningkatkan adopsi secara berkelanjutan jika didukung oleh regulasi yang ramah terhadap industri ini. Edukasi tentang teknologi ini juga harus tetap digalakkan, sehingga masyarakat bisa lebih memahami manfaat dan potensi besar yang ditawarkan oleh Web3 dan kripto.

Berdasarkan data dari Bappebti, jumlah investor kripto di Indonesia hingga September 2024 telah mencapai lebih dari 21 juta orang. Pertumbuhan ini sangat didorong oleh dominasi generasi muda, terutama dari kalangan milenial dan Gen Z yang berkontribusi sekitar 56 persen dari total populasi Indonesia, yang jumlahnya mencapai sekitar 115 juta jiwa. Namun, meskipun jumlah investor terus meningkat, hanya sekitar 7,75 persen dari total populasi Indonesia yang telah berinvestasi dalam kripto. Ini menunjukkan bahwa ruang untuk tumbuhnya industri Web3 dan kripto masih sangat besar.

Dalam hal ini, Jonathan Hartono juga memberikan apresiasi terhadap pemerintah Indonesia yang telah merancang regulasi yang mendukung perkembangan industri kripto. Beberapa langkah positif yang telah diambil termasuk pengakuan terhadap perdagangan aset kripto, pembuatan kerangka aturan yang jelas, serta kebijakan pajak yang lebih bersahabat dibandingkan dengan negara-negara lainnya. Selain itu, hadirnya lembaga Self-Regulatory Organizations (SRO) turut membantu mengawasi perdagangan kripto dan mendorong inovasi yang lebih aman dan transparan.

Dengan adanya regulasi yang mendukung, ditambah dengan edukasi yang terus dilakukan, diharapkan adopsi teknologi Web3 dan kripto akan terus meningkat di Indonesia. Hal ini bukan hanya akan membawa keuntungan bagi investor, tetapi juga bagi masyarakat luas, dengan meningkatkan akses terhadap berbagai layanan yang sebelumnya terbatas, serta membuka peluang baru untuk pertumbuhan ekonomi digital.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *